Duh, anak saya pandai jajan! Diberi uang berapa pun habis. Keluh seorang ibu pada saya.
Kalau dengar keluhan seperti ini, saya jadi pengen senyum dan meringis. Saya juga belum meluluskan anak perihal mengatur keuangan dan uang hariannya. Belum menjadikan anak yang pandai jajan agar bisa mengatur keuangannya sendiri. So.. yuk ah belajar bareng
Kita manusia memang pandai berencana, tetapi Allah juga yang bisa berkehendak lain. Misalnya membelokkan hati saya dengan banyak tumpukan DL sehingga rencana menulis 17 artikel menjadi beberapa belas artikel. Saya sudah skip dua kali. Kali ini berniat meneruskan lagi posting Cerdas Finansial semampunya sebagai bagian dari upaya memperkaya tulisan Literasi Finansial Anak melalui games di Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional.
Al kisah, siang tadi, sebelum berangkat ke Jakarta, saya memberi anak-anak uang tambahan. Tak seberapa jumlahnya, tetapi sangat membahagiakan bagi mereka yang sederhana. Mas Destin langsung memasukkan ke dalam laci. Si sulung ini sudah pandai mengatur keuangannya sejak kecil.
Binbin, tak berapa lama kemudian langsung mengayuh sepeda. Oaaa…. Anak saya ini.
Binbin memang belum ‘pandai jajan’. Dia sering banget jajan, tetapi tidak pandai mengatur jajan mana yang akan dibeli dan kapan sebaiknya tidak. Jadi… ini akan menjadi konsern saya selama dua minggu ke depan dan lebih ketat mengawasi.
Bulan lalu, kami sudah bercakap-cakap cukup lama. Saya mengatakan padanya bahwa jajanan yang ia beli rasanya seperti itu saja. Kenapa tidak eksplorasi jajanan baru saja, yang lama tak usah beli?
Si kecil ini langsung sepakat dan menjawab dia bosen jajan itu-itu saja.
Gotcha! Pikir saya bahagia.
Senang banget pastinya. Daaan… ternyata… uang hariannya mulai terkumpul. Dua minggu uang celengannya sudah lumayan. Minggu ketiga saya sudah lengah. Minggu keempat semua uang sudah terbang entah ke mana karena dia jadi jajan terus. Mungkin jajanan anak-anak memang nyandu banget ya. Jadi setelah tiga minggu ia kangen dan langsung jajan terus. Huhuhu… Saatnya kembali mengajarkan anak pandai jajan.
Tapi saya tidak patah arang. Saatnya mendiskusikan kembali dan kali ini pendampingan lebih lama dan kalau bisa digabung dengan mini budget sheet. Yang satu ini akan coba saya buat nanti malam dan menjadi bahan besok. Saat ini sampai Selasa ke depan saya masih di luar kota. Jadi hanya bisa menyiap-nyiapkan bahan dahulu.
Mengajarkan anak pandai jajan sebenarnya ambigu banget, ya. Hihihi…. Bisa jadi alasan kontroversi. Saya mau bilang pandai belanja, tapi anak segitu belanja apa. Dan bisa jadi ambigu juga. Mungkin kalau bilang mendidik anak agar jadi smart shopper lebih halus kali ya? Karena kita memang suka yang berbau linggis eh Inggris. Padahal intinya sama saja.
Tips mengajari anak pandai jajan:
1. Beri contoh/teladan. Pertama sekali, Ayah Bunda harus memberi teladan belanja yang cerdas. Jangan sampai ketahuan anak sedang kalap belanja karena diskon. Ketika akan belanja, buat list belanja dan patuhi. Jadikan anak manager persediaan rumah tangga. Mereka akan dengan senang melakukannya dan jadi kita punya polisi yang sangat baik melakukan pengawasan.
2. Biarkan anak tahu post sedekah/tabungan kita. Ajak dan mereka saat membagikannya. Ini sebuah contoh yang baik untuk mengajarkan anak, ada uang yang memang bukan miliknya dan harus dititipkan ke orang lain. Cara ini masih sangat jarang saya lakukan dan harus dibiasakan dahulu.
3. Minta anak menulis kebutuhan yang harus ia beli hari itu dan diskusikan sumber pendanaannya. Bisa lihat di posting cara mengajari anak membedakan kebutuhan dan keinginannya.
4. Beritahu anak agar tidak jajan makanan yang sama berulang-ulang. Lebih baik eksplorasi rasa dan jajan baru. Cara ini cukup ampuh. Teknis memberitahu harus sangat kreatif ya. Bebaskan imajinasi Ayah Bunda saat melakukannya. Batasannya, jangan mengancam, menakuti apalagi membentak. Lakukan dengan cara menyenangkan.
Semoga bermanfaat ya Ayah Bunda….
Semua materi mengajarkan anak cerdas finansial bisa dibaca di kategori Cerdas Finansial/
kasang kita mngajarkan tapi kadang lingkungan di sekitar banyak anak yang jajan, shg bisa tergoda ya
BalasHapusTantangan banget memang ngajarin anak-anak masalah keuangan. Jangankan ngajarin anak-anak. Lah saya aja kadang susah. Hehee.. Tapi menarik banget ide nya. Semoga saya bisa nantinya mengajarkan pada anak-anak saya.
BalasHapusMasih peer banget nih ngajarin anak untuk pandai jajan, apalagi kalau di rumah neneknya, suka nagih jajan karena sepupu-sepupunya juga jajan
BalasHapusWah ide bagus, bisa diterapkan sejak dini
BalasHapusKarena jika tidak, masih tetap kecolongan
Iya gitu ya, ingat adik-adik sewaktu masih kecil sibuk jajan terus. Kalau tahu ada trinya gini kan enak, pelajaran juga untuk para calon orang tua
BalasHapusMbak, Alfi kok ga suka jajan ya... Kadang sampai gemes ditawarin apa2 ga mau. Paling2 jajannya cuma jus jambu (kalau lagi kumat setiap Hari) es krim atau sosis aja.
BalasHapusEntah nanti kalau sudah SD :)
Wah..kira anak usia SD ini ya..
BalasHapusKalo balita biasanya belum paham uang..tapi udah bisa merengek minta sesuatu..
Wah bermanfaat banget ini. Karena anakku juga baru kelas 2 sd. Baru bisa jajan tapi belom bisa ngatur maana yang harus di beli mana yang engga perlu
BalasHapusSepertinya mudah banget dilakukan. Tapi, pas praktek baru ketahuan susahnya. Apalagi setiap anak itu berbeda. Aku orang nya nggak tegaan, kalau keponakan (maklum belum nikah) minta sesuatu pasti aku kasih. Emang sih terkesan manjain mereka. Emang iya sih.. semoga ketika saya punya anak kelak, saya bisa coba tipsnya Mbak Susi.
BalasHapusBagi saya, gampang-gampang susah, mengajarkan anak agar bisa lebih bijak mengatur kebiasaan jajannya. Apalagi kalau ada orang-orang yang mempengaruhi, jajannya bisa lebih sering. Misalnya kalau sedang ada tamu atau saudara yang berkunjung. Mereka bisa lebih banyak jajannya.
BalasHapuswah wah cocok banget ini aku bacanya. semoga next kalau sudah punya anak aku bisa mengajarkan di hal hal kebaikan salah satunya mengatur keuangan supaya tidak boros
BalasHapusBener banget mba, anak-anak harus di didik sedini mungkin untuk belajar mengurangi jajan serta diajarkan untuk menabung. Karena kalau berhasil, pasti nantinya saat dewasa, anak tersebut akan lebih menghargai uang serta bisa sukses dalam karir dan hidupnya
BalasHapusBagus ada tulisan cara siasati jajan seperti ini, anak-anak zaman now sukanya jajan, kalau tidak diantisipasi dari dini para orang tua bisa tekor
BalasHapusTerimakasih postingannya mbak. Ini bisa bekal saya untuk mengajari Ghaza jajan. Bahkan sekarang pun dia sudah pintar jajan hiks... Di rumah kan ada toko gitu yang jualan iparku. Bisa tiba-tiba dia ke sana ambil cemilan ini-itu lah dan gak kekontrol (kalau saya lagi mandi misalnya). Aku sebel mau ngamuk jadinya. Hahahha
BalasHapusdududuuu.. ini tulisan kayaknya buat aku banget mba, meskipun usia udah gak muda tapi susaaah banget buat ngatur uang jajan. suka malu sama orangtua yang bisa banget berhemat, aku juga berniat buat ngataur financial dengan cerdas, jangan lapar mata terus . maksih sharing infonya y.
BalasHapusAnak sy duduk di TK B blm tahu jajan.
BalasHapusDi sekolah ada catering dan mmg tak boleh dibekali uang jajan.
Di rumah klu jajan jg dia beli sekalia saat sy ke swalayan atau warung..intinya dia blm pernah jajan sendiri.
Mungkin SD baru dikasi..tp itu jg ga banyak krn nti ada catering di skul dan sarapan dr rumah.
Sangat bermanfaat Mbak. Bahkan keluarga saya ada yang anaknya jadi kaya candu jajan, kalau ada orang jualan maunya beli aja padahal barangnya apa pun belum tahu dia. Saking 'harus'nya dia jajan tiap ada yg jualan.
BalasHapusSaya juga sedang mengajarkan anak untuk mengelola keuangan.
BalasHapusDari mulai memberi uang saku 2 hari selama 1 minggu sekolah...
Tujuannya agar kaka bisa mengatur apa yang bisa di beli dengan sejumlah uang tersebut dan membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Semoga bisa amanah yaa...
In syaa Allah.
Kalau lihat tipsnya, kayaknya untuk anak usia SD kelas IV yah....
BalasHapussulit kalau diterpain ke balita atau anak kelas I, mungkin perlu lebih dijelasin tipsnya cocok diaplikasikan pada orang tua yang punya anak usia berapa, soalnya tipsnya bagus-bagus
anak doyan jajan orang tua harus prihatin jangan berikan contoh yang tidak baik dalam hal belanja ada benarnya juga sih kalap belanja berbahaya apalagi si anak ngeliat sendiri nanti jadi ikutan deh si anak doyan jajan
BalasHapusPoint ke 4 belum aku coba nih mbak. Coba ah, sapa tahu berhasil di anak sulungku. Senin Kamis ia memang gak dapat jajan di sekolah, jadi pas Jumat balas dendam jajan.
BalasHapusBagus banget mbak Susi, dari sedari dini sudah diberikan pemahaman financial kepada anak anak. Ndak cuma ttg bagaimana mendapatkan uang, tapi juga manajemen belanja. Yups pake istilah smart shopper Aja ya mb.. emang sepertinya lebih pas kalau gitu.
BalasHapuspenting ini. ngeliatin ponakan ku klo jajan ampun ampun dah. Harus ada campur tangan dari orang tua buat ngebantu anak ngelola keuangan sendiri untuk lebih bertanggung jawab. Orang tua juga harus jadi role model nih terutama klo lagibelanja bulanan di supermarket
BalasHapusJajan? Gue banget. Belinya sih ribuan. Tapi lama-lama jadi nyusahin jg ya..😑
BalasHapusMemang sudah saatnya jajan yg pandai biar gak kehabisan uang haha
wah, tips yang oke banget nih buat masa depan (kalo udah punya anak, sekarang mah fokus nyari bapaknya anak-anak dulu aja)
BalasHapustapi aku sendiri kebiasaan sih kalo mau belanja bulanan dicatet dulu perlu apa aja, nanti belanja sesuai catetan itu, kalo udah keceklis semua, baru deh, tambahannya apa, ini diajari mamah dari kecil hehehe
Alhamdulillah jaman saya kecil dahulu tidak dibiasakan jajan sembarangan apalagi beli makanan di luaran. Karena sudah disiapkan bekal oleh orang tua di rumah. Kalau dapat uang saku biasanya aku sisihkan untuk membeli barang yang aku inginkan. Terima kasih ya mbak Susi sudah berbagi tipsnya. Salam kenal
BalasHapus