Sabtu pagi ini,
Kumerindu pada hangatnya mentari.
Bahkan pada rona merah ketika pertama kali cahayanya mengintip.
Kumerindu birunya langit.
Ketika awanpun enggan menjejak.
Kumerindu pada pada tenangnya laut.
Ketika nelayan tersenyum membawa buah laut.
Kumerindu pada jernihnya laut.
Ketika sampah banjir tak menyakitinya.
Kemrindu… kumerindu… kumerindu.
Karena aku manusia.
Karena aku mudah lupa
Pada hari-hari suram
Bayangan banjir dimana-mana.
Dan sekarang kumerindu pada damainya
Musim lalu, musim yang sempat kukeluhkan panasnya.
Puisi Sabtu Merindu ini dibuat dadakan di hari Sabtu yang dingin
Ketika hujan di Jepara mulai merintik
~~**~**~**~~
Sabtu Merindu. Saya malu mengakui kerinduan ini. Apalagi menumpahkannya dalam puisi asal jika bisa dikatakan itu sebuah puisi. Saat ini saya benar-benar merindukan mentari. Saya ingin banjir yang mengelilingi kota Jepara segera surut.
Saya tak ingin mengeluh tentang jemuran yang menumpuk. Atau tumpukan kasur yang basah pada banjir yang lalu. Tak juga pada jalan-jalan pusat kota yang mulai berlubang sana-sini. Saya juga tak sanggup mengeluh ketika seikat sawi dihargai 8000 ribu dan itupun tak ada sayurnya. Saya tersenyum pedih melihat banyak wanita yang juga antri bensin sampai berratus-ratus meter ketika hujan masih setia di Jepara. Tidak. Duka ini adalah duka semua rakyat Indonesia. Bahkan duka masyarakat dunia yang mendapatkan anomaly cuaca. Saya hanya merindukan mentari sesekali muncul seperti harapan akan surutnya banjir dan membaiknya aktivitas masyarakat. Kumerindu mentari, pada cahaya dan hangatnya.
Posting ini diikutkan Giveaway Sabtu Merindu pakde Cholik.
sawi seikatnya 8000 mbak??? *langsung ngecek harga di pasr deket rumah
BalasHapusItupun tak ada sawinya mak.
HapusJepara terkepung banjir. Banyak loss dagangan yg kosong. Pertamina pun menghentikan kiriman bensin sejak 3 hari lalu.
semangaaat mak...semoga cuaca membaik...insya allah kita selalu dilindungi yang kuasa yaaa maak...sukses GAnyaaa...
BalasHapusInsyaAllah tetap semangat mak. terima kasih ya
HapusTerima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Sabtu Merindu
BalasHapusSalam hangat dari surabaya
Terima kasih pakde.
HapusDinginnya siang ini jadi hangat dengan salam pakde.
rindu mbak susi juga nih :)
BalasHapusIya mbak. Peluuk.... lebaran depan semoga kita bertemu kembali ya.
Hapusaku juga merindu mentari
BalasHapusKita sama. :)
HapusSemoga ... Matahari bersinar kembali ...
BalasHapushangat ...
mengeringkan semua ...
salam saya Mbak Sus
Aamiin.... Saya harap begitu pak, 1 mentari untuk semua. rasa hangat dan damai itu dirindukan
HapusSabar ya mak susi..mudah2an mentari segera menyapa mak susi dan kota Jepara serta seluruh bumi...agar mengeringkan air bah yg tumpah ruah....wahhh kok jd ikut berpuisi...
BalasHapusAyo mak, berpuisi. Pasti lebih bagus.
HapusJepara jg banjir ya mbak?
BalasHapusYang banjir sebenarnya perbatasan-perbatasan mbak. tetapi memutus jalur pengiriman sembako dan yang lainnya.
Hapusbanyak yang merindu mentari ternyata...... efek musim hi2
BalasHapusIya mbak. pasti rindu juga. Berapa ember cuciannya mbak? xixi
HapusIkut prihatin dengan banjir di Jepara, semoga lekas surut dan tidak terjadi lagi, Aamiin!
BalasHapusAamiin.....
HapusHei hujan kenapa engkau masih disini,
BalasHapusBukankah ini waktunya kemarau,
Waktu bergantinya tanaman pak tani,
Hahaa, koq jadi ikutan ngetril pusinya ?
Semangat mbak, semoga hujan segera reda dan mentari menyinari bumi jepara.